Thursday 14 May 2009

SBY Tepat Pilih Budiono Cawapres


Jambi ( Berita ): Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai sudah tetap memilih Budiono sebagai pasangan Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk bertarung pada Pemilu Presiden Juli 2009 mendatang. Pengamat politik, Drs Shomad SH di Jambi, Selasa [12/05] mengatakan, berpasangan dengan Budiono tidak akan membuat nilai jual SBY turun untuk bertarung pada Pemilu Presiden mendatang.

“Kendati dapat ancaman dari empat partai yang akan mundur dari koalisi dengan Partai Demokrad, namun tidak akan merugikan SBY dalam politik,” katanya. Kendati deklarasi pasangan SBY-Budiono sebagai Capres dan Cawapres baru disampaikan pada 15 Mei 2009, namun kini sudah menimbulkan reaksi beragam dari petinggi partai yang ingin berkoalisi dengan Partai Demokrat.

Dipilihnya Budiono, mantan Gubernur BI pada era pemerintahan Megawati itu, mendapat tanggapan beragam dari partai yang berseberangan dengan PDIP, karena mereka beranggapan SBY telah menerima utusan dari ketua umum partai berlambang banteng itu untuk pasangannya.

Terlepas dari apakah Budiono orang Megawati atau tidak, namun pilihan SBY itu sudah sangat tepat dibanding ia memlih Cawapres dari salah satu partai yang akan berkoalisi dengan partai demokrat. Dikhawatirkan jika SBY memilih salah seorang yang diajukan empat partai besar yang ingin berkoalisi seperti PKS, PKB, PAN dan PPP, maka akan ada kecemburuan dari yang lainnya.

Selain itu ia berpendapat dan mencontohkan, jika SBY memlih Hatta Rajasa dari PAN sebagai cawapres, maka jika mereka menang, maka untuk lima tahun ke depan SBY juga akan didikte oleh Amien Rais. “Ancaman untuk menarik diri dari koalisi seperti yang dilontarkan PKS dinilai juga sebagai gertakan, terbukti pada Pemilu 2004 partai di bawah pimpinan Tifatul Sembiring itu juga bergabung kembali dengan Demokrat, setelah sebelumnya melakukan ancaman yang sama,” kata Shomad.(*)

Mitra Harus “Legowo”

Direktur Eksekutif Indonesia Center for Responsif Politic (ICRP) Bara Hasibuan mengatakan, partai politik yang akan berkoalisi dengan Partai Demokrat harus bijaksana dan bersikap dewasa terhadap calon wakil presiden yang dipilih oleh SBY.

“Munculnya nama Gubernur Bank Indonesia Boediono sebagai calon kuat pendamping SBY dalam pemilu presiden nanti, harus disikapi dengan bijaksana dan profesional,” katanya dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Selasa.
Bara menilai, calon wakil presiden seperti Boediono diperlukan untuk keseimbangan pemerintahan.

Boediono, kata Bara, merupakan sosok independen yang diharapkan akan memberikan bobot lebih bagi pemerintahan jika SBY terpilih kembali pada masa jabatan 2009-2014. “Kapasitas Boediono dalam bidang ekonomi akan menyeimbangkan dan memperkuat pemerintahan kelak,” katanya.

Dipilihnya tokoh non-parpol oleh SBY, dinilai oleh Bara sebagai langkah yang tepat untuk menghindari konflik di antara partai-partai politik yang mendukung SBY. “Sikap saling mengedepankan figur dari masing-masing partai politik mitra koalisi Demokrat yang membuat calon kuat justru jatuh kepada Boediono,” kata Bara

Sedangkan Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakhruddin mengatakan adalah hal yang tidak bertanggung jawab jika ada partai yang kemudian menarik dukungan dari Partai Demokrat pasca dipilihnya Boediono sebagai calon pendamping SBY dalam pemilu presiden nanti. “Sikap reaktif yang berlebihan dari partai-partai politik yang mungkin kecewa dengan pilihan SBY sangat tidak santun dalam fatsun politik,” katanya.

Bara Hasibuan menambahkan demokrasi tidak akan menjadi besar jika para elite politik menggunakan cara intimidasi untuk mendapatkan tujuannya. Partai Demokrat yang memiliki perolehan suara terbesar dalam pemilu legislatif, dikatakan Bara Hasibuan, memiliki hak prerogratif untuk menentukan calon wakil presiden pendamping Yudhoyono. Bara menambahkan, koalisi harus dibangun dengan platform politik yang bersih untuk membangun perilaku politik yang santun dan bermartabat.( ant )

1 comments:

MUHAIMIN said...

waw saya kira hebat bozzzzzzzzzz
SBY kan banyak pendukungnya

Mau Untung Ikuti Jejak Kami

Search This Blog